Jong Java
![]() Jong Java founders | |
Merged into | Indonesia Moeda |
---|---|
Formation | March 7, 1915 |
Founder | Satiman Wirjosandjojo, et al. |
Founded at | Jakarta, Indonesia |
Dissolved | December 27, 1929 |
Region | Java |
Official language | Javanese |
Jong Java was a youth organization founded by Satiman Wirjosandjojo at the STOVIA building on March 7, 1915 under the name Tri Koro Dharmo (TKD, "Three Noble Goals"). It was founded in response to the perceived elitism of Budi Utomo by many young people at the time.[1]
History
1915 - 1921
Pada saat didirikan, ketuanya adalah Dr. Satiman Wirjosandjojo, dengan wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman.[2] Tri Koro Dharmo bertujuan untuk mempersatukan para pelajar pribumi, menyuburkan minat pada kesenian dan bahasa nasional serta memajukan pengetahuan umum untuk anggotanya. Hal ini dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan berbagai pertemuan dan kursus, mendirikan lembaga yang memberi beasiswa, menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian, serta menerbitkan majalah Tri Koro Dharmo.
On June 12, 1918, TKD was renamed to Jong Java during its first congress in Solo,[2] which was intended to attract new members from among the Sundanese, Madurese and Balinese ethnic groups. In 1921, there were efforts to merge Jong Java with Jong Sumatranen Bond, which did not succeed.[3]
Since the majority of members were Javanese students, the organization was highly influenced by Javanese culture, and its second congress held in Yogyakarta in 1919 had few attendees who did not speak the Javanese language. Major issues discussed in the congress included:
- Indonesian national militia
- Democratization of the Javanese language
- Higher education
- The social standing of Sundanese women
- Sundanese history
- The meaning of Javanese national movement in the context of Arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat[3]
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres III di Solo, Jawa Tengah dan pada pertengahan tahun 1921 diadakan kongres ke-IV di Bandung, Jawa Barat. Dalam kedua kongres tersebut, bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya. dan mengembangkan rasa persatuan di antara suku-suku bangsa di Indonesia.[3]
1921 - 1929
Dalam semua kongres yang pernah diadakan, perkumpulan ini tidak akan ikut serta dalam aksi politik, di mana hal ini ditegaskan dalam kongresnya yang ke-V, pada tahun 1922 di Solo, Jawa Tengah, bahwa perkumpulan ini tidak akan mencampuri politik ataupun aksi politik.[3]
Namun pada kenyataannya perkumpulan ini mendapatkan pengaruh politik yang cukup kuat yang datang dari Sarekat Islam di bawah pimpinan Haji Agus Salim. Dalam kongresnya pada tahun 1924, pengaruh Sarekat Islam semangkin terasa sehingga mengakibatkan beberapa tokoh yang berpegang teguh pada asas agama Islam akhirnya keluar dari perkumpulan ini dan membentuk Jong Islamieten Bond (JIB).[3]
Pada tahun 1925 wawasan organisasi ini kian meluas, menyerap gagasan persatuan Indonesia dan pencapaian Indonesia merdeka. By 1928, organisasi ini siap bergabung dengan organisasi kepemudaan lainnya dan ketuanya R. Koentjoro Poerbopranoto, menegaskan kepada anggota bahwa pembubaran Jong Java, semata-mata demi tanah air.[4] On December 27, 1929, Jong Java was merged into Indonesia Moeda.[4]
References
- ^ Hanifah, Abu (1975). Peranan Pemuda Sekitar Tahun 1928. Museum Sumpah Pemuda.
{{cite book}}
: Check date values in:|year=
(help)CS1 maint: year (link) - ^ a b Gendenkboen Jong Java. 1915.
{{cite book}}
: Check date values in:|year=
(help)CS1 maint: year (link) - ^ a b c d e Pringgodigdo, A. K. (1994). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Dian Rakyat.
{{cite book}}
: Check date values in:|year=
(help)CS1 maint: year (link) - ^ a b Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda. Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. 2009.
{{cite book}}
: Check date values in:|year=
(help)CS1 maint: year (link)
Kategori:Organisasi di Indonesia Kategori:Sejarah Indonesia Kategori:Sumpah Pemuda