Kalio
Kalio | |
---|---|
![]() Kalio | |
Nama lain | Rendang basah |
Sajian | Hidangan utama |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Sumatera Barat |
Suhu penyajian | panas atau suhu ruangan |
![]() ![]() |
Kalio adalah jenis rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan sebagian besar cairan santannya belum menguap. Kalio memiliki kuah cair yang cukup melimpah yang diperoleh dari santan matang yang sebagian telah berubah menjadi minyak pedas yang cukup berasa jika dikonsumsi dengan nasi putih. Banyak rendang yang disajikan di luar negeri sebenarnya lebih mirip dengan kalio atau rendang versi basah. Jika disimpan di suhu ruangan, kalio bertahan kurang dari seminggu.[1] Kalio biasanya berwarna cokelat muda keemasan, lebih pucat daripada rendang yang lebih kering.
Seperti juga rendang, isi kalio biasanya daging sapi, ayam, limpa, hati sapi atau jengkol. Hati, limpa, jengkol, dan kentang biasanya lebih banyak dimasak menjadi kalio karena sering hancur saat diaduk dan terlalu keras saat sudah menjadi rendang.
Kalio pertama kali dimasak sebagai solusi atas kendala waktu yang dihadapi oleh beberapa Rumah Makan Padang saat mengolah rendang, yang proses pembuatannya memakan waktu cukup lama. Untuk menghemat waktu, muncullah varian masakan ini. Bahan-bahan yang digunakan hampir identik dengan rendang, seperti daging sapi, ayam, limpa, dan hati sapi. Bahkan, limpa dan hati terasa lebih lezat saat dimasak menjadi kalio karena teksturnya tidak sekeras ketika dijadikan rendang. Oleh karena itu, dibandingkan dengan rendang, kalio memiliki keunggulan dalam hal tekstur yang lebih empuk dan mudah disantap.[2]
Bahan-bahan kalio daging
[sunting | sunting sumber]- 500 g daging sapi bagian sengkel, potong kotak ukuran 4 cm
- 1 liter air
- 130 ml santan instan
- 6 lembar daun jeruk
- 3 cm lengkuas, memarkan
- 2 batang serai, memarkan
- 1 lembar daun kunyit
- 1 buah asam kandis
- ½ sdm penyedap rasa
Bumbu Halus
- 120 g cabai merah
- 15 butir bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 4 butir kemiri
- 2 cm jahe
- 2 cm kunyit
- ½ sdm garam
- 1 sdt merica putih bubuk
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Lipoeto, Nur I; Agus, Zulkarnain; Oenzil, Fadil; Masrul, Mukhtar; Wattanapenpaiboon, Naiyana; Wahlqvist, Mark L (February 2001). "Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatra, Indonesia". Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. 10 (1). Blackwell Synergy: 10–16. doi:10.1046/j.1440-6047.2001.00201.x. PMID 11708602.
- ^ ""Kalio" Padang » Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2025-04-19.